Jakarta- Dalam Islam, puasa adalah ibadah wajib. Namun agama masih memberikan toleransi kepada perempuan yang sedang hamil dan menyusui. Soal ini, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah menggugurkan kewajiban berpuasa bagi wanita hamil dan menyusui.”
Memang ada risiko yang mungkin dihadapi jika seorang ibu yang sedang mengandung harus melewati sedikitnya 15 jam tanpa makan dan minum. Studi yang dilakukan peneliti Columbia University di Amerika Serikat, Irak, dan Uganda, mendapati ibu yang berpuasa melahirkan anak yang lebih kecil dan cenderung lebih sulit menerima pelajaran saat dewasa.
Tren tersebut semakin kuat didapati pada ibu yang berpuasa di tiga bulan awal kehamilan. Meskipun ilmuwan lain tak terlalu meyakini hasil itu, temuan tersebut wajib menjadi pertimbangan bagi perempuan melahirkan yang hendak melaksanakan puasa.
Ulama sepakat bahwa perempuan hamil boleh tak berpuasa Ramadan. Lalu bagaimana cara menebus ibadah yang hukumnya wajib itu? Imam Syafii dan Imam Malik berpendapat, dia harus mengganti puasa itu dan memberi makan orang miskin di setiap hari dia meninggalkan puasa. Pendapat lainnya mengatakan, cukup mengganti dengan berpuasa di hari lain, ada juga yang mengatakan bersedekah saja. Tapi ada juga yang membebaskannya dari kewajiban-kewajiban itu.
Di tengah silang pendapat itu, faktanya banyak ibu hamil yang memilih terus berpuasa. Situs Baby Centre menyebutkan, sepertiga perempuan muslim yang hamil ikut puasa Ramadan.
Pertanyaannya, apakah perempuan hamil aman untuk berpuasa? Baby Centre menuliskan, terdapat tingkat keamanan yang lebih tinggi jika ibu itu sehat dan tidak menemukan masalah di kehamilannya. “Konsultasikan kepada dokter atau bidan, dan periksakan kesehatan secara menyeluruh sebelum berpuasa,” demikian pernyataan dalam situs tersebut, pekan lalu.
Berikut beberapa tips berpuasa bagi ibu hamil:
Tahap Persiapan:
- Periksakan kesehatan secara menyeluruh, terutama bagi penderita diabetes dan kekurangan zat besi. Puasa sangat tidak dianjurkan bagi ibu hamil yang menderita sakit gula.
- Lapor kepada atasan di tempat kerja untuk mengatur jadwal khusus selama Ramadan dengan pengurangan beban.
Selama Berpuasa:
- Berpikiran tenang dan hindari segala hal yang bisa menimbulkan stres.
- Hindari panas supaya tidak mengalami dehidrasi.
- Buat jadwal kerja supaya bisa beristirahat teratur.
- Jangan berjalan terlalu jauh dan membawa beban berat.
Pemilihan Asupan:
- Pilih makanan yang bisa melepaskan energi secara perlahan. Makanan dengan karbohidrat kompleks, seperti gandum, biji-bijian, sayur, dan buah kering, membuat badan lebih tahan lapar dan mencegah sakit perut.
- Hindari makanan manis berlebih, karena melambungkan kadar gula darah, namun setelah itu langsung drop dan menimbulkan pusing.
- Cukupi kebutuhan protein—bisa dari kacang-kacangan, daging, dan telur—untuk pertumbuhan janin.
Segera buka puasa dan lapor dokter jika:
- Berat badan turun, dehidrasi—terlihat dari kencing yang berwarna gelap dan bau menyengat
- sakit kepala, demam, atau muntah.
- Terdapat perubahan pergerakan janin, misalnya jadi tidak sering menendang.
- Ada rasa sakit yang mirip kontraksi.
- Merasa pusing, lemah, dan penat, meski sudah beristirahat.
0 comments:
Post a Comment